Mencari Jejak Penabur Bom Buku
22 March, 2011
11:29:00 AM
0
comments
Bom dan buku: kekerasan adalah jalan sempit yang memintas, percakapan adalah jalan yang tak ada ujung. Tapi bom yang hendak menghentikan dialog akhirnya tak akan menghentikannya. Pihak ”sana” bisa tewas, yang membunuh toh tak dengan sendirinya menang; kebenarannya tak serta-merta diakui. Sementara itu buku, di mana percakapan berkembang, memang punya sampul penutup, tapi buku yang sempurna tak akan pernah selesai ditulis(Goenawan Mohamad dalam:(http://www.tempointeraktif.com/hg/caping/2011/03/21/mbm.20110321.CTP136234.id.html)
Bom buku sedang menjadi bacaan kita saat ini. Pemahaman kita, termasuk para tokoh-cendikia memiliki level dan derajat yang tidak sama. Coba perhatikan hasil pemahaman atas bacaan bom buku ini:
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengemukakan, maraknya teror paket bom yang terjadi belakangan ini salah satunya disebabkan oleh kelengahan aparat keamanan, khususnya polisi , dalam mengantisipasi aktivitas kelompok teroris. Ia mengingatkan perlunya meningkatkan kewaspadaan mengingat kemungkinan teror bom yang lebih besar bisa terjadi.