HIDUP ITU BEGITU BERARTI BILA DI HATI KITA ADA CINTA DAN KASIH SAYANG SEBAGAI KEKUATAN PERJUANGAN UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK. SETELAH ITU, KITA BISA MENUTUP MATA DENGAN SENYUM DAN DAMAI.

SUARA BANGSA 1--Belajar dari Anak


0 comments

Anakku, waktu kamu terlahir, kamu menangis mungkin karena kamu mulai merasakan perbedaan suhu dari rahimku.Aku juga menangis, tapi, tangisku adalah bagian dari kebahagiaanku menyambut kehadiranmu. Tangismu mungkin karena kamu belum bisa beradaptasi dengan cepat. Dulu, saat di rahimku, selama kurang lebih 9 bulan, kamu sudah terbiasa dengan ukuran kehangatan tubuhku. Selama rentang waktu itu, aku selalu menjagamu dengan cara mengonsumsi gizi yang sehat dan baik dan olahraga secukupnya sesuai dengan fase kandunganku. Kamu mungkin sudah tidak ingat betapa aku merasakan kakimu mulai menendang-nendang perutku. Mungkin kamu ngajak aku bercanda. Sesekali aku juga merasakan sakit perut. Mungkin kamu protes lantaran sesekali aku belum mendapatkan hasupan gizi yang memadai karena papamu telat membawakan susu dan buah-buahan untukmu. Kamu masih jauh lebih beruntung dibandingkan anak-anak lain yang seusiamu. Mereka tidak ada susu & air bersih yang dapat diminum, tidak ada buah segar yang bisa dikunyah, tidak ada udara bersih yang bisa dihisap, tidak ada bidan dan dokter yang bisa mengontrol kehamilannya.

Oh ya, setelah usiamu menginjak 1 tahun. Aku dengan perasaan bahagia dan tulus, terus menyiapkan makanamu, memandikan dan menyuapimu.Tengah malam aku harus bangun untuk mengganti popokmu yang basah. Padahal, sekadar informasi dariku, aku tidak pernah terbangun dari tidurku sekalipun ada suara angin menderu, hujan yang lebat, suara petir yang menggelegar, bahkan aku tidak pernah terbangun oleh teriakan tetangga yang sedang siskamling.Tapi, begitu kamu bergerak sedikit, begitu kamu meringik sedikit, aku reflek langsung terbangun dari tidur pulasku. Aku tidak mengerti mengapa bisa demikian…

Waktu kamu berumur 2 tahun, aku mengajarimu berjalan. Kamu memang anak yang progresif bahkan hiperaktif. Kamu terus ingin berjalan: berdiri…jatuh, berdiri lagi…jatuh lagi. Entah berapa kali kamu jatuh bangun dalam proses belajar berjalan, sampai akhirnya kamu benar-benar bisa berjalan. Aku banyak bisa memetik pelajaran berharga dari motivasimu yang besar untuk bisa berjalan.Dan aku bisa mengerti mengapa Robert F Kennedy bilang, “Orang-orang yang memiliki motivasi yg sangat besar, akan mudah menggapai sesuatu yang tak mungkin, dan sebaliknya, mereka yang tidak memiliki motivasi yang besar, mereka akan sulit bisa menggapai sesuatu yg mudah sekalipun”. Aku yakin, banyak orang-orang sukses saat ini karena—disamping karena motivasinya yang tinggi—mereka belajar dari kegagalan demi kegagalan mereka. Keberhasilan sejati, kata Carole Hyatt & Linda Gottlieb dalam bukunya When the Smart People Fail (1987) pasti melibatkan kegagalan-kegagalan mereka. Siapapun yang paling baik mengatasi, yang mampu menginternalisasikan pelajaran-pelajaran yang dipetik dari kegagalan itu, lalu memamfaatkan hal itu demi meraih kesuksesan yang lebih besar, maka mereka telah berproses menuju keberhasilan sejati. Jika kita berani menghadapi hal-hal yang baru—melakukan perubahan atas suatu pekerjaan, menciptakan suatu karya seni, mencoba untuk memasuki perguruan tinggi, jatuh cinta, menciptakan suatu produk baru—di dalamnya kita menghadapi risiko kegagalan. Kegagalan implisit di dalam perjuangan untuk meraih keberhasilan.. Kamu sekarang sudah bisa jalan berkat perjuanganmu. Kamu hiperaktif, Kamu progresif. Kamu tidak pernah stagnan. Dan aku senang menyaksikan pertumbuhan dan perkembanganmu pada usiamu yang masih 2 tahun ini.

0 Response to "SUARA BANGSA 1--Belajar dari Anak"

Post a Comment

Designed by TheBookish Themes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft