HIDUP ITU BEGITU BERARTI BILA DI HATI KITA ADA CINTA DAN KASIH SAYANG SEBAGAI KEKUATAN PERJUANGAN UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK. SETELAH ITU, KITA BISA MENUTUP MATA DENGAN SENYUM DAN DAMAI.

SUARA BANGSA--Ajakan


0 comments


Kebahagiaan dan penderitaan itu subyektif. Sedang keberuntungan dan musibah itu obyektif. Karena itu, jika kita ingin bahagia maka ciptakan kebahagiaan itu. Begitu juga halnya dengan penderitaan. Jika kita ingin menderita, maka ciptakan penderitaaan itu. Sebaliknya, kita tidak akan pernah bisa menciptakan musibah dan keberuntungan. Keduanya terkadang hadir tak diundang, dan pergi tanpa pamit terlebih dahulu. Siapa yang mengira bakal ada sunami di Aceh beberapa tahun yang lalu? Siapa yang mengira bakal ada bencana lumpur lapindo? Tidak ada satupun orang yang tahu.

Namun demikian, orang-orang yang mengalami musibah dengan kadar yang sama, terkadang level penderitaannya menjadi tidak sama. Hal ini tergantung pada bagaimana mereka menyikapi musibah dan bencana itu. Bambang, misalanya, menganggap bahwa musibah dan bencana yang menimpanya adalah sebagai bagian dari ujian Sang Maha Bijaksana atas dirinya. Peristiwa ini dianggapnya sebagai suatu proses untuk menaikkan derajat kebaikannya.Sedang Yusuf menganggap kejadian yang menimpanya sebagai suatu hukuman dari Sang Penguasa atas ulah yang seringkali dibuatnya di masa lalu. Bila sudut pandang kedua orang itu berbeda atas peristiwa yang sama, maka sudah barang tentu akan menimbulkan efek yang berbeda pada keduanya. Orang yang saya sebutkan pertama akan lebih nyaman hidupnya bila dibandingkan dengan orang yang kedua. Secara internal bisa demikian...

Tapi, secara eksternal --kita yang berada di luar--seharusnya arif dan bijaksana dalam memberikan simpati atau empatinya karena sudut pandang kita lebih obyektif tinimbang mereka yang benar-benar mengalaminya. Adalah suatu keniscayaan bagi kita untuk tidak sekedar janji untuk mengurangi beban mereka, namun harus segera diwujudkan dalam aksi nyata sebatas kadar masing-masing kemampuan kita.

Saudara saudaraku sebangsa dan setanah air, mari kita perduli untuk turut membantu saudara kita yang saat ini sedang dilanda musibah. Jangan menunggu lagi.Jangan cuma obral janji. Berikan bukti.Bukti.Bukti. Lihat saudara kita yang sedang mengalami musibah lumpur lapindo, misalnya. Dan musibah-musibah lainnya di negeri tercinta ini. Jangan terus terlena kita menunggu sambil obral janji hingga air mata mereka mengering. Bayangkan bagaimana mereka menanggung beban hidup tanpa jelas kemana mereka harus melangkah.

Penguasa...gunakan kekuasaannmu untuk membantu mereka. Konglomerat...sisihkan hartamu untuk mengurangi beban: mereka hidup tanpa sandang, pangan dan papan seperti sebelumnya.

Siapapun Anda( yang sempat membaca ini) mari kita berbuat sesuai dengan kapasitas kita untuk segera bisa memberikan solusi terbaik... (Moh.Ya'kub Suyuti)

0 Response to "SUARA BANGSA--Ajakan"

Post a Comment

Designed by TheBookish Themes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft