MASTAMA
25 March, 2009
10:51:00 PM
1 comments
PENGARAHAN PUKET II BIDANG ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN
STAI SHALAHUDDIN AL AYYUBI JAKARTA
PADA ACARA MASA TA’ARUF MAHASISWA (MASTAMA) TAHUN AKADEMIK 2008/2009
OLEH: MOH.YA’KUB S
Sesuai dengan tugas saya sebagai Puket II bidang Administrasi Umum & Keuangan, saya sudah menyampaikan kepada seluruh koordinator tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Puket II dua minggu setelah Rapat Kerja Pimpinan, dosen dan karyawan STAISA Jakarta tanggal 16 Januari 2006 di Universitas Terbuka Jakarta. Namun,pada kesempatan ini saya hanya akan menitik-beratkan pada persoalan PEMBIAYAAN PERGURUAN TINGGI yang terkait langsung dengan pengelolaan administrasi dan penyediaan sarana dan prasarana.
Undang Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) UU RI No.20 Th.2003 dalam Bab IX pasal 35 ayat 1 menyatakan: “Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”. Untuk bisa mencapai mutu pendidikan, katakanlah sesuai dengan standar minimal nasional pendidikan kita perlu memerhatikan ,diantaranya pasal 40 UU RI No.20 Th.2003 bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai dan memiliki kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Hal ini sangat diperlukan untuk bisa memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik Ini semua tidak terlepas dengan persoalan PEMBIAYAAN.
Pembiayaan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab IX pasal 62 menyatakan: Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal (ayat 1); biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi penyediaan sarana dan prasaran,.pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap (ayat 2); biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan (ayat 3); biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: (a) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji,(b)bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan (c)biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transfortasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya(ayat 4).
Dalam kesempatan yang terbatas ini, rasanya saya tidak mungkin mengelaborasi pembiayaan dari ketiganya.,Namun demikian, saya akan mengurai pembiayaan hanya pada biaya personal karena hal ini secara langsung bersentuhan dengan mahasiswa dalam merencanakan keuangannnya selama studi di STAISA Jakarta.
BIAYA PERSONAL MAHASISWA
1.Sumber Pendapatan
Mahasiswa seharusnya telah mengetahui dengan pasti tentang kondisi keuangannya sebelum Anda memutuskan untuk kuliah di Perguruan Tinggi, apakah pendapatannya hanya berasal dari pemberian orang tua atau diperolehnya sendiri. Jika sumber keuangannya berasal dari dirinya sendiri, maka Anda juga perlu menelusuri apakah pemasukan itu didapat dari Anda sebagai Employee(karyawan swasta atau negeri) yang menerima gaji bulanan, dan atau Anda peroleh dari Anda sebagai Self-employed (pekerja mandiri, misalnya penulis, penterjemah, penceramah, tabib, paranormal, dukun, dll), dan atau Anda mendapatkan income dari Busnees Owner (Pengusaha, misalnya usaha warung makan atau restoran, pendidikan/tempat kursus yang sudah bisa memperkerjakan beberapa karyawan), dan atau pendapatan yang Anda peroleh dari hasil investasi di instrument keuangan selaku kapasitas Anda sebagai Investor.
Yang pertama (Karyawan) berarti Anda siap lahir batin bekerja di dalam sebuah sistem orang lain.Ini berarti Anda bekerja untuk uang. Yang kedua (pekerja mandiri) telah menjadikan Anda sendiri sebagai sistemnya. Ini mirip dengan nyanyian, “bangun sendiri, makan sendiri, sakit sendiri, dan bobok sendiri…”. Yang ketiga (pemilik bisnis) mendorong Anda untuk menciptakan sistem dimana anda bisa mengangkat orang lain untuk bekerja di dalam sistem yang anda buat sendiri. Ini berarti orang lain bekerja untuk anda. Yang keempat (Investor) menanamkan uang Anda untuk bekerja ke dalam suatu sistem yang sudah ada dalam bentuk saham,obligasi, asset kertas, dll). Ini berarti Anda tidak lagi bekerja untuk uang, tapi uang yang bekerja untuk Anda.
Pertanyaannya: dimanakah kita berada kaitannya dengan keempat kuadran tadi? (Untuk bisa mendalami keempat pendapatan tadi Anda bisa baca buku: The Cashflow Quadrant yang ditulis oleh Robert T.Kiyosaki dan Sharon L.Lechter C.P.A, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2007).
2. Konsep Biaya
Menurut saya, biaya kuliah di STAISA Jakarta sangatlah murah (Saya belum pernah menemukan biaya kuliah di PT lain yang lebih murah dari STAISA Jakarta) dengan pengertian membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh.
Biaya dalam konsep ilmu ekonomi (economic cost) berbeda dengan konsep biaya akuntasi (accounting cost). Bagi seorang akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Sementara itu, ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih luas, yaitu alternatif penggunaan uang.. Misalnya, Nona Rara berbisnis jual beli tanah. Diawal tahun, ia membeli sepetak tanah empang dengan harga Rp.50 juta. Lalu Nona Rara menguruk tanah empang tersebut berikut pemagaran menghabiskan biaya Rp.10 juta. Maka total harga perolehan tanah menurut konsep akuntasi adalah Rp.60 juta. Di akhir tahun tanah itu terjual seharga Rp. 63 juta. Nona Rara untung Rp. 3 juta. Benarkah demikian?
Ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih luas, yaitu alternatif penggunaan uang Rp.60 juta, jika tidak digunakan untuk membeli tanah empang berikut nguruk dan pemagarannya. Alternatif lain adalah membeli sukuk dengan return 12% per tahun. ( 12: 100 x Rp.60 juta – pajak penghasilan 20%) yaitu: Rp,5.760.000,-
Jadi walau secara akuntansi Nona Rara untung dari hasil penjualan tanahnya Rp. 3 juta, secara ekonomi rugi Rp.2.760.000,- ( Rp.5.760.000,- - Rp. 3.000.000,-). Sebab dengan menginvestasikannya ke dalam Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel atau sukuk, Nona Rara memperoleh Rp.2.760.000,- lebih banyak dibanding jual beli tanah empang.
Konsep yang dijelaskan pada paragraph di atas adalah biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain. Jadi, bagaimana caranya agar kita dapat memahami perilaku kita dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya langka yang kita miliki (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidup kita…Dari perspektif inilah saya berani mengatakan bahwa kuliah di STAISA Jakarta sangatlah murah.
3. Anatomi Komponen Biaya di STAISA
Pos pengeluaran yang mutlak harus diperhitungkan oleh mahasiswa selama mahasiswa studi di STAISA adalah:
a.pengeluaran pendaftaran dan Mastama
b.pengeluaran untuk NIM dan atau NIMKO
c.pengeluaran untuk BPP
d.pengeluaran matrikulasi bagi mahasiswa baru yang tamatan SLTA dengan usia ijazah SLTA-nya minimal sudah empat tahun ,
e.pengeluaran konversi bagi tamatan D1,D2,D3, sarjana muda, dan sarjana lengkap non-tadris,
f.pengeluaran berupa SPP
g.pengeluaran Uji Kendali Mutu (UKM),
h.pengeluaran insidental berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN), proses bimbingan dan ujian skripsi, wisuda, dan ijazah,
i.pengeluaran tambahan yang tak terduga, seperti biaya untuk mengambil bidang studi UKM kembali bila Anda tidak lulus pada mata kuliah tertentu sesuai dengan jumlah SKS yang diikuti atau diambil,
j.pengeluaran untuk membeli diktat, khususnya diktat pada bidang studi yang di-UKM-kan
k.pengeluaran untuk foto copy dan legalisir ijazah, dll.
4. Mengatur Arus Kas
Ketika Anda telah mengetahui sumber pendapatan dan memahami secara jelas konsep biaya dan anatomi komponen biaya di STAISA , maka yang menjadi persoalan paling penting selanjutnya adalah apakah Anda mampu mengatur arus kas Anda? Karena arus inilah yang akan menentukan kemana penghasilan Anda pergi, yang ujungnya adalah keberhasilan atau kegagalan financial. Arus kas harus mampu mengintegrasikan antara tujuan-tujuan finasial dengan proyeksi penghasilan dan pengeluaran untuk tujuan maha penting Anda, yaitu keberhasilan studi.
Yang harus selalu diperhatikan dalam mengatur arus kas adalah fungsi dana, yaitu:
a.Liquidity, yaitu dana yang dapat dicairkan dalam waktu relatif singkat tanpa ada pengurangan investasi awal,
b.Anti inflation, dana yang disimpan guna menghindari risiko penurunan pada daya beli dimasa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat,
c.Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan pada modal.;
Demikianlah paparan singkat ini saya sampaikan, semoga Anda dapat menjalani proses studi dengan efisien dan efektif di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al ayyubi Jakarta. Mudah-mudahan nanti kita bisa bertemu pada acara wisuda dan kami dengan perasaan bangga dapat memberikan ijazah, dan Anda menerimanyapun tentu dengan perasaan bangga pula. Amin.
Wassalamualaikum War.Wab.
STAI SHALAHUDDIN AL AYYUBI JAKARTA
PADA ACARA MASA TA’ARUF MAHASISWA (MASTAMA) TAHUN AKADEMIK 2008/2009
OLEH: MOH.YA’KUB S
Sesuai dengan tugas saya sebagai Puket II bidang Administrasi Umum & Keuangan, saya sudah menyampaikan kepada seluruh koordinator tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Puket II dua minggu setelah Rapat Kerja Pimpinan, dosen dan karyawan STAISA Jakarta tanggal 16 Januari 2006 di Universitas Terbuka Jakarta. Namun,pada kesempatan ini saya hanya akan menitik-beratkan pada persoalan PEMBIAYAAN PERGURUAN TINGGI yang terkait langsung dengan pengelolaan administrasi dan penyediaan sarana dan prasarana.
Undang Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) UU RI No.20 Th.2003 dalam Bab IX pasal 35 ayat 1 menyatakan: “Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”. Untuk bisa mencapai mutu pendidikan, katakanlah sesuai dengan standar minimal nasional pendidikan kita perlu memerhatikan ,diantaranya pasal 40 UU RI No.20 Th.2003 bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai dan memiliki kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Hal ini sangat diperlukan untuk bisa memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik Ini semua tidak terlepas dengan persoalan PEMBIAYAAN.
Pembiayaan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab IX pasal 62 menyatakan: Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal (ayat 1); biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi penyediaan sarana dan prasaran,.pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap (ayat 2); biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan (ayat 3); biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: (a) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji,(b)bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan (c)biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transfortasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya(ayat 4).
Dalam kesempatan yang terbatas ini, rasanya saya tidak mungkin mengelaborasi pembiayaan dari ketiganya.,Namun demikian, saya akan mengurai pembiayaan hanya pada biaya personal karena hal ini secara langsung bersentuhan dengan mahasiswa dalam merencanakan keuangannnya selama studi di STAISA Jakarta.
BIAYA PERSONAL MAHASISWA
1.Sumber Pendapatan
Mahasiswa seharusnya telah mengetahui dengan pasti tentang kondisi keuangannya sebelum Anda memutuskan untuk kuliah di Perguruan Tinggi, apakah pendapatannya hanya berasal dari pemberian orang tua atau diperolehnya sendiri. Jika sumber keuangannya berasal dari dirinya sendiri, maka Anda juga perlu menelusuri apakah pemasukan itu didapat dari Anda sebagai Employee(karyawan swasta atau negeri) yang menerima gaji bulanan, dan atau Anda peroleh dari Anda sebagai Self-employed (pekerja mandiri, misalnya penulis, penterjemah, penceramah, tabib, paranormal, dukun, dll), dan atau Anda mendapatkan income dari Busnees Owner (Pengusaha, misalnya usaha warung makan atau restoran, pendidikan/tempat kursus yang sudah bisa memperkerjakan beberapa karyawan), dan atau pendapatan yang Anda peroleh dari hasil investasi di instrument keuangan selaku kapasitas Anda sebagai Investor.
Yang pertama (Karyawan) berarti Anda siap lahir batin bekerja di dalam sebuah sistem orang lain.Ini berarti Anda bekerja untuk uang. Yang kedua (pekerja mandiri) telah menjadikan Anda sendiri sebagai sistemnya. Ini mirip dengan nyanyian, “bangun sendiri, makan sendiri, sakit sendiri, dan bobok sendiri…”. Yang ketiga (pemilik bisnis) mendorong Anda untuk menciptakan sistem dimana anda bisa mengangkat orang lain untuk bekerja di dalam sistem yang anda buat sendiri. Ini berarti orang lain bekerja untuk anda. Yang keempat (Investor) menanamkan uang Anda untuk bekerja ke dalam suatu sistem yang sudah ada dalam bentuk saham,obligasi, asset kertas, dll). Ini berarti Anda tidak lagi bekerja untuk uang, tapi uang yang bekerja untuk Anda.
Pertanyaannya: dimanakah kita berada kaitannya dengan keempat kuadran tadi? (Untuk bisa mendalami keempat pendapatan tadi Anda bisa baca buku: The Cashflow Quadrant yang ditulis oleh Robert T.Kiyosaki dan Sharon L.Lechter C.P.A, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2007).
2. Konsep Biaya
Menurut saya, biaya kuliah di STAISA Jakarta sangatlah murah (Saya belum pernah menemukan biaya kuliah di PT lain yang lebih murah dari STAISA Jakarta) dengan pengertian membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh.
Biaya dalam konsep ilmu ekonomi (economic cost) berbeda dengan konsep biaya akuntasi (accounting cost). Bagi seorang akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Sementara itu, ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih luas, yaitu alternatif penggunaan uang.. Misalnya, Nona Rara berbisnis jual beli tanah. Diawal tahun, ia membeli sepetak tanah empang dengan harga Rp.50 juta. Lalu Nona Rara menguruk tanah empang tersebut berikut pemagaran menghabiskan biaya Rp.10 juta. Maka total harga perolehan tanah menurut konsep akuntasi adalah Rp.60 juta. Di akhir tahun tanah itu terjual seharga Rp. 63 juta. Nona Rara untung Rp. 3 juta. Benarkah demikian?
Ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih luas, yaitu alternatif penggunaan uang Rp.60 juta, jika tidak digunakan untuk membeli tanah empang berikut nguruk dan pemagarannya. Alternatif lain adalah membeli sukuk dengan return 12% per tahun. ( 12: 100 x Rp.60 juta – pajak penghasilan 20%) yaitu: Rp,5.760.000,-
Jadi walau secara akuntansi Nona Rara untung dari hasil penjualan tanahnya Rp. 3 juta, secara ekonomi rugi Rp.2.760.000,- ( Rp.5.760.000,- - Rp. 3.000.000,-). Sebab dengan menginvestasikannya ke dalam Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel atau sukuk, Nona Rara memperoleh Rp.2.760.000,- lebih banyak dibanding jual beli tanah empang.
Konsep yang dijelaskan pada paragraph di atas adalah biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain. Jadi, bagaimana caranya agar kita dapat memahami perilaku kita dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya langka yang kita miliki (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidup kita…Dari perspektif inilah saya berani mengatakan bahwa kuliah di STAISA Jakarta sangatlah murah.
3. Anatomi Komponen Biaya di STAISA
Pos pengeluaran yang mutlak harus diperhitungkan oleh mahasiswa selama mahasiswa studi di STAISA adalah:
a.pengeluaran pendaftaran dan Mastama
b.pengeluaran untuk NIM dan atau NIMKO
c.pengeluaran untuk BPP
d.pengeluaran matrikulasi bagi mahasiswa baru yang tamatan SLTA dengan usia ijazah SLTA-nya minimal sudah empat tahun ,
e.pengeluaran konversi bagi tamatan D1,D2,D3, sarjana muda, dan sarjana lengkap non-tadris,
f.pengeluaran berupa SPP
g.pengeluaran Uji Kendali Mutu (UKM),
h.pengeluaran insidental berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN), proses bimbingan dan ujian skripsi, wisuda, dan ijazah,
i.pengeluaran tambahan yang tak terduga, seperti biaya untuk mengambil bidang studi UKM kembali bila Anda tidak lulus pada mata kuliah tertentu sesuai dengan jumlah SKS yang diikuti atau diambil,
j.pengeluaran untuk membeli diktat, khususnya diktat pada bidang studi yang di-UKM-kan
k.pengeluaran untuk foto copy dan legalisir ijazah, dll.
4. Mengatur Arus Kas
Ketika Anda telah mengetahui sumber pendapatan dan memahami secara jelas konsep biaya dan anatomi komponen biaya di STAISA , maka yang menjadi persoalan paling penting selanjutnya adalah apakah Anda mampu mengatur arus kas Anda? Karena arus inilah yang akan menentukan kemana penghasilan Anda pergi, yang ujungnya adalah keberhasilan atau kegagalan financial. Arus kas harus mampu mengintegrasikan antara tujuan-tujuan finasial dengan proyeksi penghasilan dan pengeluaran untuk tujuan maha penting Anda, yaitu keberhasilan studi.
Yang harus selalu diperhatikan dalam mengatur arus kas adalah fungsi dana, yaitu:
a.Liquidity, yaitu dana yang dapat dicairkan dalam waktu relatif singkat tanpa ada pengurangan investasi awal,
b.Anti inflation, dana yang disimpan guna menghindari risiko penurunan pada daya beli dimasa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat,
c.Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan pada modal.;
Demikianlah paparan singkat ini saya sampaikan, semoga Anda dapat menjalani proses studi dengan efisien dan efektif di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al ayyubi Jakarta. Mudah-mudahan nanti kita bisa bertemu pada acara wisuda dan kami dengan perasaan bangga dapat memberikan ijazah, dan Anda menerimanyapun tentu dengan perasaan bangga pula. Amin.
Wassalamualaikum War.Wab.
Assalamu'alaikum, Ustadz gimana kabarnya ana dri staisa kampus cilegon nich, gmana kabarna staisa dah di buka S2????